Aku mengenalnya melalui sebuah pertemuan di Dunia maya. Semua berawal dari sini. Dari suatu komunitas Pecinta Bulutangkis. Awalnya, tak pernah terpikir untuk mengenalnya sedekat ini. Takdir yang mempertemukan kita. Saat itu, sedang asyiknya search notes di dunia maya. Tanpa sengaja, aku menemukan sebuah notes. Dan aku menyukainya. Tak lupa aku meninggalkan komentar di notes itu. Tak sia-sia. Komentarku pun di respon. Tak lama setelah itu, kami semakin akrab. Berhari-hari kami saling berkomunikasi. Aku sempat kesusahan membalas wall dia. Karna bahasanya yang Jakarta-nan. Padahal dia tinggal di Gorontalo. Sedangkan aku lebih leluasa menggunakan bahasa jawa. Terkadang aku tertawa melihat percakapan kami. Terutama dengan bahasaku. Bisa dikatakan bahasa amburadul. Sejak saat itu, kami mulai sedikit akrab.
Dimulai 25 Juni 2011. Saat aku sedang tiduran, sebuah SMS datang dari dia. Tentu aku meladeni sms nya. Tak berapa lama setelah itu, dia memintaku menjadi sahabatnya. mengisi hidupnya. Tentu saja aku meng iyakan ajakannya. Sejak saat itu, kami saling bercerita. Aku masih ingat saat aku bercerita dan mulai meminta pendapatnya. Kadang dia mengatakan "Bodoh!" padaku. atau "Kenapa selalu nyalahin diri sendiri sih ?" Akupun masih ingat. Saat ia mengatakan " Mulai sekarang aku akan menyusahkanmu". Dia pintar menenangkanku. Bahkan saat aku tak berhasil bertemu dengan seseorang, dia ada di malamku. menenangkanku.
Sobat, masih ingatkah kau saat aku ingin menjadi bayangan bagimu ?
Dengan tegas kau mengatakan bahwa aku harus merangkulmu secara nyata. Bukan sebagai bayangan. Aku merindukanmu sobat. Bagaimana kabarmu ?
Saat janji-janji mulai berdatangan. Janji. ya, saat aku mulai untuk berjanji. Ku awali janjiku ini karna kau yang meminta. Kau mengatakan "Janji bahwa apapun yang terjadi nanti, air mata itu tidak akan pernah keluar. Setidaknya jangan biarkan air mata itu keluar saat semua orang melihatmu. Karna aku jauh. Aku tidak bisa menggapaimu. Aku tidak bisa menghapus air mata mu. Bahkan, hatikupun akan melukaimu. Aku tak tau apa yang akan dilakukan hatiku." Masih kah kau ingat itu ?
Sepertinya, janji itu tak berarti lagi. Kau tahu sobat ? Kini aku larut dalam kerapuhan. Kemana dirimu yang dulu ? Kemana dirimu yang mampu membuatku bangkit dan membuatku tenang ? Aku merindukanmu.
Aku merindukanmu. Rindu ini kembali datang. Menumpuk terbengkalai. Aku. Aku yang kau anggap sebagai kapas. Karna kelembutanku. Kapas. Itukah diriku ?
Persahabatan ini banyak cerita. Saat kita harus tersakiti karna rindu masing-masing. Saat kita harus menangis diam-diam agar tak saling tahu. Saat kejujuran benar-benar menghadirkan luka. Saat kebenaran terungkap. Dan saat "seseorang itu" menjadi penguji persahabatan ini.
Wahai sahabat, Rindukah dirimu padaku ?
Aku rindu sekali. Biar saja kita belum pernah bertemu. Tapi ku mampu rasakan hadirmu disisiku. Kadang, berharap kau menelponku di malam sepi. Agar ku mampu mendengarmu. Membuatku tenang. Banyak cerita yang ku tulis tentangmu. Masih tersimpan rapi di lembaran-lembaran kertas.
Sahabat..aku sungguh rindu sosokmu...
untukmu,, Sahabatku di Gorontalo .."
Semarang, 16 Oktober 2011
23.57 wib
bogosipdayo ..
BalasHapusaku suka setiap kali kamu crta ttng persahabatan ini.
aku suka... ceritakan kembali . aku ingim mendengarnya....
banyak yang ingin aku ceritakan,,
BalasHapustapi entahlah...
hm,, cerita itu jarang yang ingin keluar dari hati ini...
:-)