Tepat pukul 06.00 wib ku buka mataku yang malas terbuka. Kulihat sekeliling telah nampak cerah yang terkena goresan cahaya mentari. Pikiranku lebih tenang pagi ini. Setelah semalam berdebat tak menentu antara aku dengan dia. memang salahku yang tak memberinya kabar 2 bulan ini. Padahal, aku hanya ingin menenangkan pikiran kacau ini. Tapi ternyata itu terlalu lama dan membuatnya benci denganku.
23 Desember 2011
siang ini aku bertemu dengannya. aku pikir, ini akan menjadi hari terindah bagi kami. Tapi ternyata tidak. Ia memulai pembicaraan di tengah taman. 'Semoga ini tak nyata Tuhan!' jeritku dalam hati setelah ku dengar apa yang ia katakan. aku terdiam. menerawang kisah indah yang terbentang di masa lalu. menjalin kasih dengannya 2 tahun lalu. aku mulai menitikkan air mata saat kembali teringat kata yang baru saja terucap. kami harus berakhir. ia harus melanjutkan mimpinya di sana. meraih mimpinya tanpa aku. dan melanjutkan masa depannya tidak denganku. ini kali terakhirnya kami bersama. kebisuan mulai menyergap. Ia akan pergi...
"Baca ini saat perjalanan pulangmu. buanglah sebelum kau sampai di rumah." ucapnya sembari memberikan selembar kertas.
sebuah karya terakhirnya yang membuat jantungku berhenti sebentar, dan nafasku tercekat.
"Amani,
Taukah kau apa yang membuatku tersiksa di ujung hariku?
Adalah semilir angin dingin yang mendekap tanpa suara hangatmu
Lagu indah yang pernah kau senandungkan, kembali terdengar. Membuatku terjaga
Ku biarkan aku terkubur dalam rindu
Amani,
Taukah kau apa yang paling menyiksaku dipenghujung hari?
Adalah kenyataan bahwa aku tak lagi mampu memanggil namamu dan tak lagi mampu mendengar kau membisikan namamu di telingaku..."
Aku diam dan tangis yang tertahan 2 tahun lamanya pun akhirnya pecah...
Wah, bagus ni,,,,rajin nulis ya, salam kenal ya,,,,,
BalasHapuswah trimakasih :)
BalasHapussalam kenal juga :)
Siip,,,add q di FB dngan nama sama, bs sharing ttg tulis menulis ni,,ben tambah semangaaatttt!!!
BalasHapusoke kak :)
BalasHapus