Kala mentari menggeliat bangun dari mimpi
Ku lihat lesung pipimu yang mulai bergerak.
Terselip semburat senyum manis di bibirmu
Menyambut hari ini
Kala cakrawala beranjak naik
Aku masih terdiam mematung
Menatap lurus-lurus dalam kebisuan
Aku masih memandangmu dari tempat ini
Kulihat parasmu yang semakin dekat
Berjalan perlahan
Menjauh dari keramaian
Menuju tempatku yang sepi
Kau terus berjalan
Hingga melewatiku
Aku hanya mampu memandangmu
Memandang mu yang semakin jauh semakin kecil
Pandanganku semakin kabur
Tertumpuk butiran-butiran air mataku yang siap tumbah
Aku mulai bergerak
Mengejar dirimu yang siap hilang di tikungan
Semakin cepat semakin dekat
Aku berhasil
Aku berhasil menggenggam tanganmu
Tanpa sadar mata ini telah mengeluarkannya
Disela-sela tangisku
Lirih ku berkata “Jangan tinggalkan aku”
Berharap kau mendengarnya
Kau tersenyum, lalu menghapus air mataku
Sedetik kemudian, kau kembali pergi
Dan akhirnya, kaupun hilang dalam keramaian
Aku kembali tersadar
Tak banyak waktu yang ku miliki
Aku mulai berlari
Menerobos keramaian, mencari sosokmu
Ah itu dia…
“Noviiii…”
Teriakanku sia-sia
Kau tak mendengarnya
Ahh sedikit lagii… aku berhasil menyamai langkahmu
Kaupun berhenti
Kurasa ini waktu yang tepat
Saat mentari menampakkan silurt orange nya
Saat burung-burung berlalu lalang
Aku memelukmu
Semampuku…seerat mungkin
Aku berbisik
“enam belas tahun lalu, mungkin Tuhan telah menjajikan kita akan bertemu ”
-Selamat Ulang Tahun Novi-
perlahan ku mulai beranjak menjauh...
meninggalkanmu yang masih memegang tulisan sederhanaku . . .
aku harus gmn dgn tulisan ini ?
BalasHapusaku pengen bicara . sampaikan sswatu yg mgkin tak akan kau dgr dua kali..
ku mohon. kembalilah sebentar...
bagaimana katamu ??
BalasHapusahh...nggak gimana" kok :-)
sampaikan sajaa :-)
aku siap dengar kok :-)
aku kembalii ...